14 May 2015

Momentum Kebangkitan part 4

1.      Pembentukan Karakter Dengan Belajar Yang Bermanfaat Dan Penting
             Hal yang berikutnya yang tidak bisa dilepaskan dalam pembentukan karakter adalah dengan belajar yang bermanfaat dan penting. Bagaimana sih belajar yang bermanfaat dan penting itu? Di bawah ini penjelasannya:
  a). Kendalikan Diri
            Para motivasional berteriak di atas podium, “kejarlah keinginan anda! Jika anda memikirkannya, maka anda akan memilikinya”. Mungkin inilah alasan mengapa mengenal dengan sangat baik orang-orang yang berkata seandainya saja mereka lebih awal menyadari bahwa bersemangat pada suatu hal bukan berarti secara otomatis ia akan memiliki bakat atau kecakapan untuk menjadi sukses dalam hal tersebut.
            Dalam hal ini yang utama adalah periksa diri masing-masing dengan cermat dan jujur. Kasusnya jika individu tidak menginventarisasi diri maka  akan berakhir dengan kegagalan dan kesengsaraan. Maksudnya mereka belum cukup berpikir tentang jenis tugas apa saja yang mereka suka atau tidak suka, bakat dan minat apa yang mereka ingin integrasikan ke dalam kehidupan kerja mereka, atau bagaimana kekuatan dan kelemahan mereka bisa berdampak pada pilihan karier. Itu cukup sederhana, sebenarnya masing-masing individu memiliki talenta khusu yang sesuai untuk jenis karier tertentu daripada karier yang lain. Jika lebih mencari lini pekerjaan yang cocok, mungkin akan lebih mudah berkembang. Jika megejar lini kerja yang tidak kompentibel, perjuangan keras yang akan diperlukan. Ada yang mengatakan, mengetahui apa yang paling cocok untuk dilakukan hanya membuat rumit. Awalnya memang tidak selalu jelas dimana letak kekuatan masing-masing, sehingga diperlukan waktu dan pengalaman utnuk mencari tahu. Kadang-kadang, individu dapat memperoleh pelajaran berharga dari memperhatikan kelemahan diri sendiri.
            Satu bagian besar dari mengenal diri sendiri adalah memastikan bahwa karier yang sedang dijalani selaras dengan sisa hidup selanjutnya. Setiap individu perlu teratur memeriksa diri sendiri dengan memperhatikan bagaimana penyalarasan antara profesi dan kehidupan pribadi telah memengaruhi hidup.  Memang benar bahwa ada karakteristik pribadi tertentu yang bisa tetap konsisten, sementara aspek lainnya terus berkembang sebagaimana kita berlalu. Seringkali kehidupan mengacaukan konsistensi kerja sehingga terjadi perubahan dalam tujuan kita, nilai-nilai yang memengaruhi perilaku, atau toleransi dalam mengambil resiko.
            Sudah jelas bahwa setiap individu harus “berpikir masak-masak”sebelum memutuskan sesuatu. Namun bagaimana dengan “merasakan masak-masak?” tentu jawabannya adalah dengan menggunakan intuisi – yang bisa menjadi sumber informasi penting dalam proses pengambilan keputusan. Mendengarkan intuisi dapat memberi wawasan yang sangat berharga jika mendekatinya dengan cara terukur. Bila intuisi bersuara, lakukanlah hal berikut:
Ø Perhatikan apa yang dirasakan
Ø Tuliskan perasaaan tersebut
Ø Tanyakan pada diri sendiri apakah perasaan tersebut didasarkan pada interpretasi yang masuk akal atau tidak rasional atas suatu situasi
Ø Jika jawabannya adalah bahwa perasaan didasarkan pada interpretasi irasional atau asumsi, kenali dari mana mereka berasal.
Ø Jika jawabannya perasaan anda didasarkan pada keprihatinan yang masuk akal, jelajahi mereka lebih lanjut sebelum bergerak maju
Ø Sebelum berbagi intuisi tersebut dengan orang lain, pastikan diri pribadi mendukungnya dengan alasan yang kuat
Hal lainnya yang dianggap dapat membentuk karakter adalah dengan bekerja keras. Namun jika diri setiap individu itu telah bekerja keras, tapi belum berhasil, mungkin sudah waktunya untuk membuat diri sendiri beruntung. Dapat memulainya dengan bertanya kepada diri sendiri:
Ø  Apakah diri ini sudah mengerjakan hal-hal yang rutin di kantor atau memutuskan untuk menguasai keterampilan baru, mengambil proyek khusus, dan belajar tentang aspek perusahaan?”
Ø  Bagaimana terakhir kali diri ini merespons suatu kegagalan? Apakah diri ini mampu mengubah tantangan menjadi peluang?
Ø  Kapan terakhir kali diri ini mendengarkan intuisi atau batin dan kapan terakhir kali diri ini mengabaikannya? Apa hasilnya di setiap situasi itu?
Ø  Apakah diri ini mampu membuat tali persahabatan yang tulus dengan mereka dan berupaya untuk tetap berhubungan?
Ø  Apakah diri pribadi yakin akan berhasil? Apakah diri ini mengharapkan hal-hal positif terjadi? Jika tidak, mengapa tidak?
Renungkanlah hal diatas. Dan Ingatlah “Menjadi Beruntung Bukanlah Hal Yang Bodoh”.


KESIMPULAN

            Setiap hal yang ingin kita lakukan memiliki langkah-langkah yang harus dilalui untuk mencapai hal-hal yang kita inginkan, jadi peranan antara sikap,ilmu pengetahuan dan pengalaman sangat erat sekali kaitannya dalam kesuksesan. Banyak dari hal-hal itu yang luput dari perhatian banyak orang karena mereka terkadang hanya mengejar ilmu pengetahuan saja atau yang lainnya tanpa mengaitkan semua menjadi satu kesatuan. Kegagalan janganlah menjadi alasan untuk tidak bangkit kembali kepanggung pertarungan karena setiap hal pasti ada awalan dan akhirannya, akhiri apa yang kamu lakukan dengan sebuah kesuksesan yang akan kamu dapati nanti setelah menghadapi berbagai kegagalan. Pelajari apa yang menjadi kegagalan anda, koreksi diri anda sendiri dan carilah penyemangat agar langkah anda menjadi ringan dan tanpa beban. Kegagalan harus anda pelajari agar anda tak lagi mengulang kesalahan yang sama dilain waktu, kalaupun anda gagal lagi pastilah anda gagal difaktor yang lain karenanya semakin kompleks kegagalan maka, pembelajaran yang dibutuhkan menjadi sangat banyak sehingga anda menjadi lebih tahu dari sebelumnya.
Menginstropeksi diri sendiri juga penting. Tak jarang kegagalan terjadi karena sikap atau kepribadian kita yang tidak sesuai dengan hal-hal yang menjadi tujuan kita dengan berinstropeksi kita dapat mengubah pandangan kita atau sikap kita agara sesuai dengan apa yang ingin kita capai.
Dan buatlah dirimu menjadi lebih semangat dengan motivasi dari keluarga atau orang yang kamu kenal sehingga menimbulkan perasaan yang berbeda yang membuat kita lebih ceria dalam menjalani setiap kejadian yang akan kita terima setiap harinya. Tetaplah berusaha dan jangan lupa terus berdoa kepada Tuhan yang Maha Kuasa.



DAFTAR PUSTAKA


Covey, Sean. (2000). The 7 Habits of Highly effective Teens. Amerika Serikat: Binarupa Aksara.
De Porter, Bobbi & Mike Hernacki. (1992). Quantum Learning. New York: Dell Publishing.
Klause, Peggy et all. (2007). Soft Skills. Amirika Serikat: HarperCollins Publishers.