14 May 2015

Momentum Kebangkitan Part 2

kualami hari ini, elan aku akan menikmatinya!” Kemudian, putuskanlah apa yang diperlukan untuk menjadikannya meriah sesuai dengan harapan Anda.
A.    Merumuskan Kiat-kiat menghadapi kegagalan.
Dalam segala sesuatu kita harus bisa mengantisipasi kemungkinan hal-hal yang kan terjadi pada diri kita, oleh karena itu kita harus lebih sensitif terhadap sesuatu agar kita mengetahui hal-hal yang menyangkut diri kita, banyak hal yang terjadi mengakibatkan permasalahan yang menuntut pemecahannya, adapun cara caranya adalah sebagai berikut.

1.      Buku dinilai dari sampulnya begitu juga anda.
Setiap menit setiap hari dalam kehidupan bisnis, kita menilai manusia dan situasi. Kadang-kadang kesan baik yang didapat, kadang buruk, tetapi jarang netral. Entah diakui atau tidak, sering kali kita berada di sisi penerima penilaian dari semua orang di sekitar kita,
termasuk dari rekan, atasan, dan klien. Kebanyakan orang tidak suka berpikir tentang hal ini dengan alasan sederhana: mendapat penilaian orang sering dianggap sama dengan memperoleh kritik. Lagipula, siapa yang suka mendengar tentang kekurangan mereka, baik yang nyata atau cuma kesan? Namun, saat tiba waktu penilaian, hal terakhir yang Anda ingin
lakukan adalah memb enamkan kepala Anda di pasir. Kadang-kadang dikatakan, Anda dapat menghindari kritik dengan cara tidak melakukan apa-apa, tidak berkata apa-apa, dan tidak menjadi apa-apa. Tentu saja, kemudian Anda pun akan dikritik karena tidak berbuat apa-apa.
jadi, tindakan menghindar pun bukanlah jawabannya. Sebagaimana orang yang pernah sukses akan membuktikannya, kita sering belajar lebih banyak dari kesalahan ketimbang dari-keberhasilan kita. Pelajaran dalam bab ini akan berfokus pada soft skills yang terkait
dengan kritik dan_ para pengkritik, termasuk pentingnya kesan pertama dan akhir secara pribadi, melalui telepon, dan secara tertulis menjaga antena Anda tetap berfungsi; mengembangkan teknik-teknik resolusi konflik untuk menangani orang yang sulit entah itu seorang atasan pengancam atau kolega pemarah; tampil habis-habisan ketika datang keinginan Anda untuk disukai; persiapkan diri dan tetap tenang selama penilaian kinerja; dan kendalikan diri si pengkritik paling tajam: Anda !.

2.      Jangan jadi orang terakhir yang tahu bagaimana tindakan anda.
Karier yang tertunda atau tersendat sering kali merupakan hasil dari ketidaktahuan Anda tentang bagaimana orang lain benar-benar menilai kepribadian dan kinerja anda. Mungkin anda pikir  seseorang akan keluar dan memberitshu anda. Mungkin filosofi Anda ialah bahwa ”tidak ada kabar berarti kabar bagus”. Atau mungkin Anda pikir derajat Anda begitu tinggi sehingga tidak bisa membayangkan bahwa orang bisa menganggap Anda tidak hebat. Itulah masalah Stuart. Selama hidupnya, Generasi X 1ulusan sekolah terbaik ini selalu disanjung oieh orangtuanya mengenai betapa hebat dirinya, yang membuatnya selalu bersemangat. Sampai saat seorang di bagian SDM memberitahunya tepat sebelum penilaian kinerja mendatang, bahwa kepala timnya tidak begitu terkesan dengan kinerjanya. Bagaimana itu bisa terjadi, Stuart bertanya-tanya? Bukankah ia membawa satu ton bisnis ke dalam perusahaan? Ternyata, selama ini yang terjadi ialah atasannya tidak ingin mengusik angsa emas ini, meskipun sebenarnya ia sudah menerima banyak keluhan serius tentang bagaimana Stuart menangani situasi kerja tertentu.
Seandainya antena umpan balik, Stuart bekerja dengan baik atau seandainya ia mau bertanya apa yang sudah ia lakukan, ia tidak akan menjadi orang terakhir yang tahu dan bisa mencegah sebelum semakin buruk. Namun, sekarang atasannya
marah dan bonus Stuart terancam dihentikan. Keseluruhan proses memberi dan menerima umpan balik dimengerti secara keliru: Sebagai pemberi, kita ingin orang lain rnenyukai
kita, sehingga kita akan menghindari situasi konflik bila memungkinkan. Lagipula, apa yang bisa konflik hasilkan selain memberi penilaian kinerja negatif pada orang lain? Pada sisi penerima, siapa yang benar-benar bisa menikmati duduk di kursi panas ketika diberi
tahu bahwa mereka telah membuat kekacauan? ]ika, seperti kebanyakan dari kita, Anda cenderung mernahami bahwa ”tidak ada kabar berarti kabar baik”, maka saatnya untuk menyetel ulang semua program keyakinan Anda. Anda benar-benar perlu tahu secara teratur tentang bagaimana anda sedang dinilai oleh orang lain, terutama ketika kabar penilaiannya itu tidak baik. Dengan mendukung dan menyambut umpan balik, Anda dapat membuat penyesuaian yang selaras , bukan terkejut saat penilaian berikutnya. Anda tentunya tidak ingin kehilangan cara langsung ini demi perbaikan pribadi. Selanjutnya, dengan mengakui kesalahan, Anda mengurangi kesempatan bagi orang lain untuk bersikap kritis terhadap Anda pada saat-saat yang tidak diduga. Sebuah contoh bagus dari hal ini adalah sesuatu yang kita
semua pernah alami: saat menunggu di antrean terlalu lama. Ketika akhirnya tiba giliran Anda, Anda seperti habis dikukus sehingga siap meluncurkan cacian yang sangat tidak bersahabat. Namun, si petugas menoleh kepada Anda clan berkata dengan sangat tulus, ”Saya minta maaf membuat Anda menunggu. Kami kehilangan dua tenaga penjualan hari ini dan saya sangat menghargai kesabaran Anda. Apa yang bisa saya bantu?” Dengan nada sinis Anda ingin sekali membentak, ”Bagaimana kalau kamu memberi saya sweater kasmir ini
gratis?” Meskipun permintaan maafnya begitu tulus, Anda sulit sekali menerimanya. Sulit sekali melukai hatinya setelah ia mengakui bahwa Anda sudah menunggu lama dan ia mengambil tanggung jawab atas ketidaknyamanan ini. jadi, respons Anda pun berakhir dengan ”Oh, tidak apa-apa, jangan khawatir tentang hal itu.” Saat meminta umpan balik, dari mana Anda harus memulai? Pertama, biarkan atasan, laporan langsung, dan kolega Anda tahu bahwa Anda menerima masukan meréka entah itu bersifat positif atau bersifat kritik. Keterbukaan dlan penerimaan Anda terhadap kritik dan masukan akan mendorong mereka untuk memberi tahu apa yang mereka pikirkan sebelum masalahnya di luar kendali, tentu ketika mereka memenuhi permintaan Anda, sebaiknya Anda bersiap untuk mendengar masukan mereka tanpamenjadi defensif. Dengarkan semua perkataan mereka dengan hati-hati, ajukan pertanyaan, dan mintalah mereka untuk membuat saran spesifik tentang cara bagaimana supaya Anda dapat memperbaikinya. Ketika menanggapi umpan balik mereka, pastikan untuk mengomunikasikan pendapat Anda dengan menggunakan bahasa yang tidak emosional dan tidak menghakimi.

3.      Jangan pernah menoleransi atasan Pengancam bahkan jika anda
3.Harus berhenti bekerja.
Ada banyak jenis manajer payah, tetapi yang paling umum adalah atasan pengancam. Modus operandi atasan pengancam ini sering melibatkan jenis pemikiran seperti ini: "Mereka tidak akan pernah memecat saya karena saya menghasilkan uang begitu banyak bagi
perusahaan,” atau ”Saya bisa melakukan apa pun yang saya inginkan karena sayalah orang terbaik yang mereka punya.” Mungkin saja dimasa lalu, pemikiran seperti ini cenderung berhasil. Perusahaan sering kali mengabaikan perilaku semacam ini karena para pengancam memberikan kontribusi penting sebagai karyawan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, hanya sedikit saja perusahaan yang mau membiarkan perilaku semacam ini. Mereka tidak mampu membiayai tingginya pergantian karyawan clan adanya potensi tuntutan hukum.
Selain itu, umumnya sangat kecil kemungkinan karyawan pada masa kini mau menoleransi dianiaya oleh atasannya. Di banyak perusahaan besar, para penggertak dan pengancam sedang dipangkas keluar ditingkat manajer menengah sebelum mereka sampai ke puncak. Namun, para pekerja berhati-hatilah, karena mereka masih mungkin lolos. Orang yang bertanggung jawab atas diri Anda atau yang mengharapkan Anda tiba kerja tepat waktu bukanlah pengancam. Seorang pengancam di tempat kerja adalah orang yang berulang kali melakukan pelecehan pada Anda secara verbal dengan berteriak, meremehkan, atau mempermalukan Anda di depan orang lain. Mereka jarang meminta maaf, kecuali justru mengkhotbahi Anda. Bahkan kemudian, kata-kata permintaan maaf mereka disampaikan
dengan perasaan enggan yang amat besar, atau sama sekali tidak dilakukannya.
Gabungkan kekuatan. ]ika Anda berencana untuk angkat bicara, bersiaplah untuk dipecat atau dibekukan dari tugas atau dilewatkan saat promosi. Sebelum menghadapi atasan Anda, pertimbangkan untuk merekrut sekutu dalam upaya Anda. Bertukar pikiranlah dengan rekan kerja yang Anda percayai. Carilah dukungan dari orang SDM, terutama jika posisinya tinggi di perusahaan.

No comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.