kualami
hari ini, elan aku akan menikmatinya!” Kemudian, putuskanlah apa yang
diperlukan untuk menjadikannya meriah sesuai dengan harapan Anda.
A.
Merumuskan
Kiat-kiat menghadapi kegagalan.
Dalam segala sesuatu kita harus
bisa mengantisipasi kemungkinan hal-hal yang kan terjadi pada diri kita, oleh
karena itu kita harus lebih sensitif terhadap sesuatu agar kita mengetahui
hal-hal yang menyangkut diri kita, banyak hal yang terjadi mengakibatkan
permasalahan yang menuntut pemecahannya, adapun cara caranya adalah sebagai
berikut.
1.
Buku
dinilai dari sampulnya begitu juga anda.
Setiap menit setiap hari dalam
kehidupan bisnis, kita menilai manusia dan situasi. Kadang-kadang kesan baik
yang didapat, kadang buruk, tetapi jarang netral. Entah diakui atau tidak,
sering kali kita berada di sisi penerima penilaian dari semua orang di sekitar
kita,
termasuk dari rekan, atasan, dan
klien. Kebanyakan orang tidak suka berpikir tentang hal ini dengan alasan
sederhana: mendapat penilaian orang sering dianggap sama dengan memperoleh
kritik. Lagipula, siapa yang suka mendengar tentang kekurangan mereka, baik
yang nyata atau cuma kesan? Namun, saat tiba waktu penilaian, hal terakhir yang
Anda ingin
lakukan adalah memb enamkan kepala
Anda di pasir. Kadang-kadang dikatakan, Anda dapat menghindari kritik dengan
cara tidak melakukan apa-apa, tidak berkata apa-apa, dan tidak menjadi apa-apa.
Tentu saja, kemudian Anda pun akan dikritik karena tidak berbuat apa-apa.
jadi, tindakan menghindar pun
bukanlah jawabannya. Sebagaimana orang yang pernah sukses akan membuktikannya,
kita sering belajar lebih banyak dari kesalahan ketimbang dari-keberhasilan
kita. Pelajaran dalam bab ini akan berfokus pada soft skills yang terkait
dengan kritik dan_ para pengkritik,
termasuk pentingnya kesan pertama dan akhir secara pribadi, melalui telepon,
dan secara tertulis menjaga antena Anda tetap berfungsi; mengembangkan
teknik-teknik resolusi konflik untuk menangani orang yang sulit entah itu
seorang atasan pengancam atau kolega pemarah; tampil habis-habisan ketika
datang keinginan Anda untuk disukai; persiapkan diri dan tetap tenang selama
penilaian kinerja; dan kendalikan diri si pengkritik paling tajam: Anda !.
2.
Jangan
jadi orang terakhir yang tahu bagaimana tindakan anda.
Karier yang
tertunda atau tersendat sering kali merupakan hasil dari ketidaktahuan Anda
tentang bagaimana orang lain benar-benar menilai kepribadian dan kinerja anda.
Mungkin anda pikir seseorang akan keluar
dan memberitshu anda. Mungkin filosofi Anda ialah bahwa ”tidak ada kabar berarti
kabar bagus”. Atau mungkin Anda pikir derajat Anda begitu tinggi sehingga tidak
bisa membayangkan bahwa orang bisa menganggap Anda tidak hebat. Itulah masalah Stuart.
Selama hidupnya, Generasi X 1ulusan sekolah terbaik ini selalu disanjung oieh
orangtuanya mengenai betapa hebat dirinya, yang membuatnya selalu bersemangat.
Sampai saat seorang di bagian SDM memberitahunya tepat sebelum penilaian
kinerja mendatang, bahwa kepala timnya tidak begitu terkesan dengan kinerjanya.
Bagaimana itu bisa terjadi, Stuart bertanya-tanya? Bukankah ia membawa satu ton
bisnis ke dalam perusahaan? Ternyata, selama ini yang terjadi ialah atasannya
tidak ingin mengusik angsa emas ini, meskipun sebenarnya ia sudah menerima
banyak keluhan serius tentang bagaimana Stuart menangani situasi kerja
tertentu.
Seandainya
antena umpan balik, Stuart bekerja dengan baik atau seandainya ia mau bertanya
apa yang sudah ia lakukan, ia tidak akan menjadi orang terakhir yang tahu dan bisa
mencegah sebelum semakin buruk. Namun, sekarang atasannya
marah dan bonus
Stuart terancam dihentikan. Keseluruhan proses memberi dan menerima umpan balik
dimengerti secara keliru: Sebagai pemberi, kita ingin orang lain rnenyukai
kita, sehingga
kita akan menghindari situasi konflik bila memungkinkan. Lagipula, apa yang bisa
konflik hasilkan selain memberi penilaian kinerja negatif pada orang lain? Pada
sisi penerima, siapa yang benar-benar bisa menikmati duduk di kursi panas
ketika diberi
tahu bahwa
mereka telah membuat kekacauan? ]ika, seperti kebanyakan dari kita, Anda cenderung
mernahami bahwa ”tidak ada kabar berarti kabar baik”, maka saatnya untuk
menyetel ulang semua program keyakinan Anda. Anda benar-benar perlu tahu secara
teratur tentang bagaimana anda sedang dinilai oleh orang lain, terutama ketika
kabar penilaiannya itu tidak baik. Dengan mendukung dan menyambut umpan balik,
Anda dapat membuat penyesuaian yang selaras , bukan terkejut saat penilaian
berikutnya. Anda tentunya tidak ingin kehilangan cara langsung ini demi
perbaikan pribadi. Selanjutnya, dengan mengakui kesalahan, Anda mengurangi kesempatan
bagi orang lain untuk bersikap kritis terhadap Anda pada saat-saat yang tidak
diduga. Sebuah contoh bagus dari hal ini adalah sesuatu yang kita
semua pernah
alami: saat menunggu di antrean terlalu lama. Ketika akhirnya tiba giliran
Anda, Anda seperti habis dikukus sehingga siap meluncurkan cacian yang sangat
tidak bersahabat. Namun, si petugas menoleh kepada Anda clan berkata dengan
sangat tulus, ”Saya minta maaf membuat Anda menunggu. Kami kehilangan dua tenaga
penjualan hari ini dan saya sangat menghargai kesabaran Anda. Apa yang bisa saya
bantu?” Dengan nada sinis Anda ingin sekali membentak, ”Bagaimana kalau kamu
memberi saya sweater kasmir ini
gratis?”
Meskipun permintaan maafnya begitu tulus, Anda sulit sekali menerimanya. Sulit
sekali melukai hatinya setelah ia mengakui bahwa Anda sudah menunggu lama dan ia
mengambil tanggung jawab atas ketidaknyamanan ini. jadi, respons Anda pun
berakhir dengan ”Oh, tidak apa-apa, jangan khawatir tentang hal itu.” Saat
meminta umpan balik, dari mana Anda harus memulai? Pertama, biarkan atasan,
laporan langsung, dan kolega Anda tahu bahwa Anda menerima masukan meréka entah
itu bersifat positif atau bersifat kritik. Keterbukaan dlan penerimaan Anda
terhadap kritik dan masukan akan mendorong mereka untuk memberi tahu apa yang
mereka pikirkan sebelum masalahnya di luar kendali, tentu ketika mereka
memenuhi permintaan Anda, sebaiknya Anda bersiap untuk mendengar masukan mereka
tanpamenjadi defensif. Dengarkan semua perkataan mereka dengan hati-hati,
ajukan pertanyaan, dan mintalah mereka untuk membuat saran spesifik tentang cara
bagaimana supaya Anda dapat memperbaikinya. Ketika menanggapi umpan balik
mereka, pastikan untuk mengomunikasikan pendapat Anda dengan menggunakan bahasa
yang tidak emosional dan tidak menghakimi.
3.
Jangan
pernah menoleransi atasan Pengancam bahkan jika anda
3.Harus
berhenti bekerja.
Ada banyak jenis manajer payah,
tetapi yang paling umum adalah atasan pengancam. Modus operandi atasan
pengancam ini sering melibatkan jenis pemikiran seperti ini: "Mereka tidak
akan pernah memecat saya karena saya menghasilkan uang begitu banyak bagi
perusahaan,” atau ”Saya bisa
melakukan apa pun yang saya inginkan karena sayalah orang terbaik yang mereka
punya.” Mungkin saja dimasa lalu, pemikiran seperti ini cenderung berhasil.
Perusahaan sering kali mengabaikan perilaku semacam ini karena para pengancam
memberikan kontribusi penting sebagai karyawan. Namun, dalam beberapa tahun
terakhir, hanya sedikit saja perusahaan yang mau membiarkan perilaku semacam
ini. Mereka tidak mampu membiayai tingginya pergantian karyawan clan adanya
potensi tuntutan hukum.
Selain itu, umumnya sangat kecil
kemungkinan karyawan pada masa kini mau menoleransi dianiaya oleh atasannya. Di
banyak perusahaan besar, para penggertak dan pengancam sedang dipangkas keluar
ditingkat manajer menengah sebelum mereka sampai ke puncak. Namun, para pekerja
berhati-hatilah, karena mereka masih mungkin lolos. Orang yang bertanggung
jawab atas diri Anda atau yang mengharapkan Anda tiba kerja tepat waktu
bukanlah pengancam. Seorang pengancam di tempat kerja adalah orang yang
berulang kali melakukan pelecehan pada Anda secara verbal dengan berteriak,
meremehkan, atau mempermalukan Anda di depan orang lain. Mereka jarang meminta
maaf, kecuali justru mengkhotbahi Anda. Bahkan kemudian, kata-kata permintaan
maaf mereka disampaikan
dengan perasaan enggan yang amat
besar, atau sama sekali tidak dilakukannya.
Gabungkan kekuatan. ]ika Anda
berencana untuk angkat bicara, bersiaplah untuk dipecat atau dibekukan dari
tugas atau dilewatkan saat promosi. Sebelum menghadapi atasan Anda,
pertimbangkan untuk merekrut sekutu dalam upaya Anda. Bertukar pikiranlah
dengan rekan kerja yang Anda percayai. Carilah dukungan dari orang SDM,
terutama jika posisinya tinggi di perusahaan.
No comments:
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.